Menteri Perekonomian Hatta Rajasa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, mengatakan dana mengatasi kekeringan itu diambil dari kontijensi pangan sebesar Rp3 triliun yang telah dianggarkan dalam APBN 2011.
"Kita kan mempunyai dana Rp3 triliun untuk kontijensi pangan. Baru digunakan Rp300 miliar untuk pergantian puso dan sekitar Rp1 triliun untuk raskin ke-13. Nah, sisanya itu Rp1,7 triliun akan digunakan untuk program pompanisasi," tuturnya.
Program pompanisasi, jelas dia, akan mengalirkan dan menyediakan air bersih di daerah yang berpotensi sangat kering untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat maupun pengairan pertanian.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat program pembangunan waduk karena Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan Indonesia dilanda badai El Nino yang bisa menyebabkan kekeringan sepanjang tahun.
Dari 16 waduk utama di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, sebanyak 10 waduk berada dalam kondisi normal sedangkan enam lainnya berada dalam kondisi waspada.
Enam waduk yang berada dalam kondisi waspada adalah Waduk Djuanda, Cirata, dan Saguling di Jawa Barat, Sermo di Yogyakarta, Bili-Bili di Sulawesi Selatan, dan Keuliling di Aceh.
Kondisi waduk waspada itu masih cukup air dan belum kering. Namun, apabila hingga dua pekan awal Oktober hujan tidak kunjung turun maka waduk bisa kering.
(T.D013*P008)
Editor: Ruslan Burhani
0 comments:
Post a Comment