INGIN tahu cara memenangkan hati atasan?
Ada satu cara mudah: baik-baiklah dengan rekan kerja. Dalam survei terhadap para manajer yang digagas Robert Half International, terungkap bahwa mereka membuang rata-rata 18 persen waktunya hanya untuk meredam konflik anak buah mereka.
Jika jumlahnya dikalkulasi, berarti lebih dari tujuh jam seminggu, sembilan minggu per tahun waktu mereka terbuang. Bekerja dengan para pekerja yang tidak berkonflik tentu akan memudahkan hidup para atasan, dan meningkatkan kualitas kerja, karena tidak ada waktu terbuang hanya untuk menyelesaikan konflik.
Tapi bagi banyak orang, konflik di lingkungan kerja sebuah hal yang umum terjadi. Pasti terjadi, tapi bisa diminimalkan. Bagaimana caranya?
1. Jangan selalu berasumsi buruk
Berprasangka buruk pasti menimbulkan kesalahpahaman. Misalkan rekan kerja Anda tak berhasil membawakan dokumen yang Anda minta, jangan lantas berprasangka buruk lalu menuduh yang tidak-tidak. Bisa jadi telah terjadi miskomunikasi karena sama-sama sibuk. Selalu berasumsi positif akan membuat suasana lebih harmonis. Membicarakan masalah secara baik lebih efektif ketimbang meledakkan emosi yang hanya berujung lelah.
2. Posisikan diri Anda sebagai orang lain
Memperhatikan gaya bekerja rekan-rekan bisa membantu Anda berkolaborasi dengannya secara efektif. Selain mempelajari cara bekerja, perhatikan gaya berkomunikasi, juga pahami tekanan apa saja yang mereka hadapi dalam bekerja. Saat muncul konflik dengan rekan kerja, cobalah posisikan diri Anda seperti dirinya. Mungkin dengan begitu Anda bisa memahami dan memberikan toleransi untuk kesalahannya.
3. Kompromi dan komunikasi yang baik
Kesalahpahaman kecil sering kali menjadi sumber konflik besar. Sedikit pernyataan yang menyinggung perasaan bisa berujung pada cekcok panjang. Ini tak akan terjadi jika kedua belah pihak saling membuka hati untuk kompromi. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan pemilihan kata-kata yang tepat akan menghindari Anda dari konflik. Jika apa yang disampaikan diterima dengan baik, tanpa salah presepsi, tentu masalah tidak akan muncul.
4. Terima apa adanya
Terus-terusan fokus dengan kekurangan rekan kerja Anda akan membuat frustrasi. Jika Anda perfeksionis, sedikit kekurangan yang diakibatkan rekan kerja pasti mudah membuat kesal. Tapi ingat, tak ada makhluk yang sempurna. Terimalah rekan kerja Anda seperti apa adanya. Pahami kekurangannya, buatlah kolaborasi harmonis. Jika Anda pemuja kesempurnaan, ini bagian Anda untuk menunjukkan kemampuan lebih Anda dibanding rekan kerja.
5. Diskusikan perbedaan pendapat
Tak ada yang salah dengan perbedaan pendapat. Yang jadi masalah, jika perbedaan pendapat disampaikan dengan emosi atau mengecilkan pendapat lain. Buka diskusi dan paparkan gagasan masing-masing dengan kepala dingin akan membawa Anda menuju kesimpulan, bukan gontok-gontokan.
6. Jangan libatkan atasan
Jika konflik sudah telanjur terjadi, usahakan untuk tidak melibatkan atasan. Kemungkinan masalah akan makin pelik dan membesar jika sudah sampai di telinga atasan. Jika sudah begini, Anda sendiri yang rugi. Penilaian atasan terhadap karyawan yang berkonflik tentu berubah. Seperti yang kami sebutkan di awal, karyawan yang berkonflik merugikan para atasan karena hanya membuang waktu mereka mengatasi persoalan.
dari Berbagai Sumber
0 comments:
Post a Comment