KASIH SAYANG: Siska (foto atas), bersiap pulang dengan membonceng dua buah hatinya usai bubar sekolah. Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang zaman. Pepatah itu memang benar adanya. Tidak hanya melahirkan, menyusui dan merawat, hingga besar pun banyak ibu yang rela untuk tetap menjaga buah hatinya. Di balik sosok ibu yang lembut dan penuh kasih sayang, tersimpan sifat yang tangguh. Ia rela menempuh ratusan bahkan ribuan meter dan tak menghiraukan panasnya jalanan, hanya untuk mengantar anak-anaknya sekolah dengan menggunakan motor.PERJUANGAN mereka ini tak lain agar anak kesayangan mereka selamat, baik di rumah maupun di sekolah. Bukan hanya sebagai bukti cinta, tapi itu merupakan pengabdian tanpa pamrih yang tiada tara dari sosok ibu. Dua sosok ibu tangguh dan penuh cinta ini buktinya. Siska Husnaini dan Rita Mulyani sudah hampir empat tahun menjalankan tugasnya sebagai ibu yang juga mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah. Meski berbeda profesi, keduanya kompak dalam hal mengurus anak. Mereka ingin anak-anaknya selalu merasa aman dan nyaman. Keduanya rela membagi waktu mereka yang sibuk antara pekerjaannya dan keharusan mengantar jemput anak. Bahkan, mereka selalu menyempatkan diri untuk mengantar dan menjemput anak mereka meski memiliki kesibukan lainnya. Siska misalnya, ia tetap tak melupakan untuk mengantar kedua anaknya yang masing-masing duduk di bangku kelas dua dan empat sekolah dasar. Padahal, Siska sendiri berprofesi sebagai guru di tempat yang berbeda. Ia pun kerap mengantar anak-anaknya dengan mengendarai sepeda motor. Pukul 06:30, ia sudah harus mengantarkan anak pertamanya, Muhammad Adib Setiawan (10) yang duduk di kelas empat SD. Lalu, ia berangkat bekerja di TK Nurul Haq. Sejak masuk sekolah dasar, ia selalu rutin mengantar anaknya berangkat sekolah di Jalan Otto Iskandardinata. Meski jarak rumah ke sekolah anaknya tak terlalu jauh, ia kerap khawatir dan cemas jika harus melepaskan putranya berangkat ke sekolah sendiri. “Ada perasaan tak tenang karena kawasan sekolah anak saya berada di depan jalan raya yang agak lebar,” tutur warga Malabar itu. Selain itu, ia juga khawatir jika membiarkan anaknya harus menyeberang jalan. “Walaupun mungkin ada polisi atau pak ogah yang membantu menyeberang jalan, saya tetap tidak tega,” paparnya. Jika waktu sudah menunjukkan pukul 09:45, ia bergegas meminta izin dan segera mengantar anak keduanya, Wanda Amalia Zahra (8) yang duduk di kelas 2 SD. Putrinya itu bersekolah di tempat yang sama dengan anak pertamanya. “Supaya memudahkan untuk antar jemput,” ungkap perempuan berjilbab itu. Setelah mengantar putrinya, ia kembali mengajar di TK. Kegiatan belajar mengajar di TK berlangsung hingga pukul 11:00. Jika tak ada kegiatan lain, ia langsung ke sekolah anak-anaknya dan menunggu hingga keduanya pulang sekolah. Keputusannya untuk mengantar jemput dengan menggunakan motor telah mendapat izin sang suami. Dengan catatan, keselamatan sang anak dijaga dengan melindungi kepalanya dengan helm dan jaket. “Menggunakan motor bukan berarti tanpa risiko, jadi saya tetap menjaga keselamatan anak-anak dengan tertib lalulintas dan menggunakan helm sebagai pelindung,” jelasnya. Hal yang sama dilakukan Rita Mulyani. Bahkan, untuk memudahkan antar jemput anaknya, ia harus belajar mengendarai motor yang dibeli sang suami. Setelah lancar, ia pun memutuskan untuk mengantarkan anaknya. “Saat itu saya sudah tak lagi bekerja, jadi saya manfaatkan waktu dengan mengantar jemput,” tutur ibu empat anak tersebut. Meski anak pertamanya sudah duduk di bangku SMA dan SMP, ia tetap mengantarkannya hingga sekolah. Tapi yang menjadi prioritas adalah dua anaknya yang masih duduk di kelas 3 dan 5 SD. “Kalau anak pertama dan kedua paling hanya mengantar, mereka pulang sendiri. Saya utamakan antar jemput yang masih SD,” ujarnya. Ibu 40 tahun itu menambahkan, selain faktor jarak rumah ke sekolah yang cukup jauh, ritual antar jemput yang dilakukannya itu merupakan bukti cinta kepada anak-anaknya. Ia juga rela membonceng ketiga anaknya meski dalam aturan lalulintas, sepeda motor dilarang untuk ditumpangi lebih dari dua orang. Pagi hari, ia sudah harus mengantarkan anak pertamanya ke SMAN 4 Bogor. Kemudian ia mengantarkan anak keduanya ke SMPN 1 Bogor. Setelah itu, ia mengantarkan anak ketiganya. “Karena anak keempat saya masuk siang, saya sempatkan untuk membenahi rumah lalu mengantar anak saya,” ujar warga Griya Katulampa itu, seraya mengatakan, lebih senang jika pengawasan terhadap anak-anaknya dilakukan sendiri.(cr1) |
From : Radar-bogor.co.id |
Rasa Aman dengan Antar Jemput
Tuesday, September 13, 2011
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment