Timnas Senior. Foto: Farid Fandi/Jawa Pos
JAKARTA - Kapten Timnas Merah Putih Bambang Pamungkas akhirnya buka suara. Lewat blognya, Bambangpamungkas20.com, pemain depan Persija Jakarta itu membeberkn polemik yang berkembang seputar Timnas setelah dua kali menelan kekalahan beruntun di kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup E. Diantara yang diluruskan Bepe, sapaan akrab Bambang Pamungkas adalah berita pertemuan beberapa pemain Timnas dengan mantan pelatih timnas Alfred Riedl di salah satu mal di Jakarta pada 7 September lalu. Pertemuan itu dipersoalkan ketua Komdis dan penanggungjawab timnas Bernhard Limbong. Dalam pernyataannya kepada media Jenderal bintang satu itu menyatakan Alfred Riedl jangan lagi menganggu Timnas. Limbong juga meminta Riedl segera angkat kaki dari Indoensia.
Dalam tulisannya Bambang menyatakan jika pertemuan sudah direncanakan sejak lama. Tepatnya setelah PSSI memberhentikan Riedl. Pertemuan itu menurut Bambang lebih bermakna sebagai ucapan perpisahan dalam kapasitas sebagai sahabat. Menurut Bambang, pada 14 Juli atau sehari setelah Riedl dipecat, di Hotel Kartika Chandra,
Ketum PSSI Djohar Arifin didampingi Waketum Farid Rahman dan beberapa anggota Exco menemui para pemain. Saat itu Bepe secara pribadi menyampaikan jika saya dan beberapa pemain berencana menemui Alfred Riedl untuk sekedar menyampaikan salam perpisahan dan rasa terima kasih. "Saat itu Ketum dan Waketum mengijinkan dan mendukung hal tersebut, menurut mereka hal tersebut baik untuk menjaga silaturahmi," tulis Bambang.
Pemain 31 tahun itu mengungkapkan jika hanya ada tiga pemain yang bertemu Riedl karena pemain lainnya punya kesibukan lain. Tiga pemain itu adalah Bepe, Firman Utina, dan Markus Horison. Riedl dating bersama Wolfgang Pikal. Pertemuan dilakukan di Roemah Rempah lantai 4 tepat Plaza SenayaN.
Bambang menjelaskan jika pertemuan tersebut berjalan hangat diselingi canda tawa dan membicarakan tentang sepakbola. Termasuk mengenai pertandingan antara Indonesia melawan Bahrain.
"Dalam perbincangan tersebut tidak ada sedikitpun ucapan Alfred yang terkesan memprovokasi kami untuk melawan Wim Rijsbergen, seperti asumsi yg berkembang di masyarakat luas. Kabar 7 pemain nasional yang menyatakan tidak ingin bermain di bawah asuhan Wim Rijsbergen, sejatinya sudah terjadi sejak malam setelah pertandingan tanggal 6 September. Sedang kami sendiri baru bertemu dengan Alfred dan Wolfgang pada tgl 7 September, sore hari," beber Bepe.
Pemain yang pernah berkostum Selangor FC ini menegaskan, jika ada berita yang menyatakan pertemuan pemain dengan Alfred Riedl menjadi sebab 7 pemain tidak bersedia dipanggil timnas jika Wim Rijsbergen masih menangani timnas adalah salah besar. "
Tujuh pemain yang menyatakan tidak bersedia bermain di bawah Wim tersebut, menyampaikannya kepada management timnas sesaat setelah pertandingan selesai, atau pada kisaran pukul 24:00 WIB tanggal 6 September. Sedang saya sendiri baru mengetaui berita tersebut dari manager timnas Ferry Kodrat saat beliau memanggil saya ke kamarnya pada pukul 02:00 pagi hari tgl 7 September. Jadi logikanya bagaimana mungkin pertemuan sore itu tgl 7 September dapat mempengaruhi keputusan yang sudah dibuat tadi malam tanggal 6 September, sangat tidak mungkin bukan," papar Bepe.
Menurut Bambang, hal yang membuat pemain sangat kecewa kepada Wim Rijsbergen adalah komentar pemain asal Belanda itu setelah pertandingan yang terkesan melempar segala kesalahan kepada pemain. "Saya yakin semua pemain kecewa dengan komentar tersebut, akan tetapi sejauh ini hanya 7 pemain yang menyampaikan keberatan untuk bermain di bawah asuhan Wim di timnas," ungkapnya. Sayang Bambang tidak menyebut siapa saja tujuh pemain itu. (ali)
0 comments:
Post a Comment