Ambisi Jakarta Menuju Mega City di Asia
Sunday, October 9, 2011
Pada awal terbentuknya Jakarta, mungkin tidak ada yang menyangka kota pelabuhan itu akan berkembang menjadi sebuah kota metropolitan dengan lebih dari 10 juta jiwa menempatinya.
Labels:
Artikel Hot,
Artikel's,
News
12,6 persen Penghasilan Warga Miskin untuk Rokok, 1 dari 10 Orang Tewas
ilustrasi/dok b8
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan mendukung tekad Pemprov DKI Jakarta yang ingin membuat ibukota bebas asap rokok dengan penerapan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 88 tahun 2010 tentang Kawasan Dilarang Rokok (KDM).
Perwakilan WHO untuk Indonesia, Khanchit Limpakarnjanarat dalam acara 'Jakarta Tobacco Free Initiative,' di Balai Agung DKI Jakarta, kemarin menjelaskan 1 dari 10 orang dewasa meninggal karena mengisap rokok.
"Sebanyak 80 persen kematian yang berhubungan dengan tembakau juga terjadi di negara berkembang," katanya.
Dia memperkirakan bakal ada delapan juta kematian pada 2030 disebabkan rokok bila tak ada langkah pengendalian tembakau.
Oleh karena itu, Khanchit melihat penerapan Pergub 88/2010 tentang KDM merupakan langkah strategis dan bijak untuk melindungi kesehatan warga Jakarta.
Sedangkan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Kementerian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan jumlah kematian disebabkan karena rokok meningkat.
Tjandra menjelaskan dari 41,75 persen pada 1995 menjadi 59,7 persen di 2007. "35 persen diantaranya akibat rokok," katanya.
Dalam Survei Ekonomi Nasional 2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6 persen penghasilannya untuk konsumsi rokok. Bahkan tingkat konsumsi rokok menduduki peringkat kedua setelah konsumsi padi-padian.
"Sungguh ironis, konsumsi rokok mengalahkan konsumsi nutrisi bagi keluarga, terutama anak-anak," kata Tjandra.(fah/dk)
Labels:
Artikel's
Indonesia Posisi Ketiga Terbesar Angka Kematian Akibat Rokok
Ist/Internet
Angka kematian akibat penyakit yang disebabkan merokok di Indonesia menempati urutan ketiga terbesar di dunia setelah China dan India.
"Merokok ini merupakan suatu kebiasaan yang akhirnya menjadi suatu karakter. Cara mengatasinya dengan bagaimana mengubah pikiran sampai benar-benar berhenti untuk tidak merokok," kata Direktur Medis Rumah Sakit Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH), dr. Harry Agus Alamudin dalam acara peresmian rumah sakit itu di Jakarta, Rabu (13/7/2011).
Menurut Harry, pada tahun 2010, pihaknya menerima sekitar 2.654 karyawan dari beberapa perusahaan yang melakukan cek kesehatan.
Dari hasil anamnesa 69 persen tidak merokok, 31 persen mempunyai kebiasaan merokok 11-20 batang per hari.
"Salah satu saran yang diberikan kepada peerokok dan memilliki penyakit kronis adalah harus berhenti merokok," katanya.
Untuk membantu perokok mengatasi masalah selama upaya menghentikan kebiasaan merokok, Rumah Sakit SSMH bersama PT Pfizer Indonesia membuka Klinik Stop Merokok di Jakarta.
Ditambahkan, di klinik merokok terdapat pengobatan secara farmakologis dan non-farmakologis.
"Di klinik merokok tidak hanya diatasi dengan obat-obatan yang disebut farmakologis, tapi juga mengontrol dengan suatu pengobatan non-farmakologis yaitu dengan melakukan secara edukasi terhadap perokok sehingga para perokok tahu bagaimana cara menghentikannya," katanya.
Sementara itu, dokter ahli spesialis jantung dan pembuluh darah SSMH, dr. Aulia Sani menjelaskan angka kejadian penyakit kronis dapat dengan mudah dan cepat dikurangi hanya dengan merubah hidup.
"Mengurangi kebiasaan merokok adalah salah satu upaya perubahan perilaku yang dapat membantu mencegah terjadinya penyakit kronis atau mengurangi komplikasi penyakit yang diderita. Terapi dari klinik Stop Merokok dilakukan secara menyeluruh dan konsisten sehingga diperkirakan tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan pasien yang melakukan terapi farmakologis saja," kata Aulia.
Sementara itu, Marketing Director PT Pfizer Indonesia, dr. Selly H. Rorong mengatakan metode yang menggabungkan terapi psikologis dan farmakologis di klinik itu dapat dijadikan acuan bagi pelayanan medis di seluruh Indonesia untuk membantu pasien lepas dari adiksi nikotin.
"Melalui terobosan inovatif dalam penanggulangan adiksi nikotin, diharapkan penanggulangan masalah merokok di Indonesia dapat lebih efektif dan terintegrasi," katanya.
Terapi Klinik Stop Merokok diberikan oleh tim dokter secara terpadu selama 12 minggu di Sahid Sahirman Memorial Hospital mulai dari konsultasi psikologis individual, sesi curhat, terapi farmakologis hingga pemantauan berkala melalui "Costumer Relationship Management" (CRM). (Fat/At)
Labels:
Artikel's
Angkat Beban, Tips Berhenti Merokok
Ist/Internet
Jika anda tak mampu berhenti merokok, anda dapat mencoba untuk mengangkat beban. Tak hanya berdampak untuk membentuk otot, hal itu mengubah latihan beban untuk membantu para perokok menghentikan kebiasaan buruk mereka.
Sebuah tim penelitian dari rumah sakit Miriam di Rhode island AS, menemukan bahwa pria dan wanita akan dua kali menyukai berhenti merokok jika mereka melakukan latihan beban.
Temuan itu juga berdasarkan sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa latihan aerobik dapat mengurangi hasrat untuk merokok dan mengendalikan berat badan setelah berhenti merokok.
"Rokok membunuh lebih banyak orang dan banyak perokok ingin berhenti, tetapi hanya kurang dari lima persen yang dapat berhenti tanpa bantuan. kami membutuhkan sebuah "alat" baru guna membantu para perokok untuk berhenti merokok. Hal itu tampaknya bahwa latihan beban dapat menjadi sebuah strategi efektif, " kata kepala penelitian r. Joseph Ciccolo,seperti dikutip dari Daily mail.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nicotine & Tobacco Research, responden yaitu 25 orang perokok pria dan wanita.Yang berusia antara 18 hingga 65 tahun dan diketahui telah merokok setidaknya selama satu tahun.
Semua responden menerima sekitar 15 hingga 20 menit sesi konseling, termasuk persediaan stok nikotin untuk delapan minggu sebelum secara acak ditempatkan dalam sebuah kelompok. satu kelompok, berlatih selama 60 menit setiap pekan selama 12 minggu. termasuk latihan beban rutin sebanyak 10 kali.
Setelah 12 pekan, 16 persen dari perokok yang melakukan latihan beban tak hanya dapat berhenti merokok, tetapi mereka juga mengalami penurunan bobot dan lemak tubuh secara signifikan. Sebagai perbandingan, persentasu dari responden yang berhenti merokok tanpa latihan hanya sebesar 8 persen dan bobot mereka bertambah.
Tiga bulan setelah penelitian itu selesai, 15 persen orang dari kelompok itu yang melakukan latihan beban juga tidak kembali merokok.
Untuk hasil yang maksimal, dokter Ciccolo mengatakan penelitian lebih lanjut dibutuhkan sebelum latihan beban bisa digunakan sebagai sebuah perawatan klinis bagi mereka yang ingin berhenti merokok. (Aef/Ant)
Labels:
Artikel's
2050 Diperkirakan Puluhan Juta Orang akan Tewas akibat Rokok
b8
Kerusakan paru-paru akibat merokok dapat menimbulkan 18 juta tambahan kasus Tuberculosis (TBC) dan 40 juta kematian tambahan karena TBC pada 2050, menurut penelitian yang dipublikasikan Selasa di British Medical Journal (BMJ).
Perkiraan itu diperoleh dari model matematika, kecenderungan merokok dan dampak merokok terhadap risiko TBC. Afrika, Laut Tengah timur dan Asia Tenggara akan menyaksikan peningkatan terbesar dalam kasus TBC yang terkait merokok itu, kata studi tersebut.
"Penurunan secara agresif prevalensi merokok tembakau dapat mengurangi kematian karena TBC yang dikaitkan dengan merokok dengan 27 juta pada 2050," kata salah satu peneliti Sanjay Basu dari University of California di San Francisco.(dom)
Labels:
Artikel's,
Tips dan Trick
Kaji Ulang Pendidikan HIV/AIDS Agar Mudah Dimengerti
Ist/Internet
Pemerintah akan mengevaluasi materi tentang pendidikan HIV/Aids di sekolah yang selama ini sudah terintegrasi di sejumlah mata pelajaran seperti Biologi, bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Kesehatan agar lebih fokus dan tepat sasaran.
"Kurikulum tentang pendidikan HIV/Aids yang sudah diterapkan di sejumlah mata pelajaran akan kita review sehingga jelas sasarannya dan kajian ulang tersebut dimaksudkan agar edukasi tentang HIV/Aids menjadi lebih mudah dimengerti, bukan berada di wilayah abu-abu," kata Dirjen Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) Kementerian Pendidikan Nasional Hamid Muhammad dalam keterangannya kepada pers di Jakarta, Jumat (26/11/2010) terkait peringatan hari Aids 1 Desember.
Dirjen PNFI dalam keterangannya didampingi Ketua Harian Komite Nasional Unesco untuk Indonesia Prof Arief Rachman dan Sekretaris Deputi Sekretaris Bidang Pengembangan Program Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Kemal Siregar. Unesco adalah Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan.
Lebih lanjut dikatakannya, pencegahan penularan HIV/Aids melalui sektor pendidikan dilakukan oleh Kemdiknas, baik melalui jalur formal maupun informal dengan cara memasukkan masalah HIV/Aids agar terintegrasi dengan kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, serta melalui penyebarluasan buku pedoman, modul, poster, dan televisi.
"Sejak 1994 Kemdiknas melalui sektor pendidikan menjadi pilar utama dalam pencegahan Aids terutama di kalangan remaja yang sangat rentan terkena virus tersebut," katanya.
Hamid menjelaskan, peringatan Hari Aids Sedunia di Kemdiknas diperingati sejak 30 November hingga 1 Desember. Selain upacara pada 1 Desember, juga ada lomba poster remaja, talkshow, pameran sosialisasi dan edukasi, workshop pemetaan dan pengarusutamaan gender untuk penanggulangan HIV/AIDS.
Tahun ini peringatan tersebut bertema Universal Acces and Human Right (Akses Universal dan Hak asasi Manusia) dengan subtema Peningkatan Hak dan Akses Pendidikan untuk Semua Guna Menekan Laju Epidemi HIV/AIDS di Indonesia menuju tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), serta slogan "Stop Aids": Tingkatkan Hak dan Akses Pendidikan untuk semua.
Sementara itu, Ketua Harian Komite Nasional Unesco untuk Indonesia Prof Arief Rahman mengatakan langkah sistematis yang patut dilakukan pemerintah yaitu adanya pengetahuan tentang rehabilitasi dan manajemen.
Didalam manajemen, katanya, ada tiga hal rujukan yang ditentukan Unesco yakni salah satunya dipastikan negara itu punya regulasi pencegahan AIDS.
Selain itu pemerintah harus menyiapkan SDM seperti guru dan dokter. Selain itu juga perlu lembaga bantuan karena pihaknya tidak yakin, pencegahan AIDS dapat dilakukan hanya oleh kementerian ataupun lembaga institusi pemerintah lainnya.
"Perlu lembaga "supporting agencies" kalau kementerian bergerak sendiri saya tidak yakin akan tercapai," katanya.
Arief menjelaskan, pentingnya kesadaran akan AIDS tergantung beberapa hal. Yakni pandangan agama terhadap kesehatan, Kedua tipologi kultural dimana anak laki-laki berumur sama ditempatkan dalam satu rumah sehingga terjadi kontaminasi.
Selain itu adalah intervensi politik,lanjutnya, adanya keputusan presiden ialah politik tapi bagaimana pendapat DPR yang juga berdampak pada masalah keuangan sehingga kesadaran akan AIDS rendah. "Harus ada alokasi dana DPR dan DPRD sebagai prevensi AIDS," katanya.
Jumlah penderita AIDS di Indonesia hingga Agustus 2010 mencapai 21.770 kasus dan sebanyak 4.128 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Data Kementerian Kesehatan menyatakan, perkembangan epidemic HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Dari 21.770 kasus tersebut, 10.471 kasus atau hampir 50 persen diantaranya adalah usia 20-29 tahun.(Irf/At)
Labels:
Artikel Hot
Penderita HIV/AIDS di DKI Capai 8.549 Orang
Terhitung sejak 1987 hingga Desember 2010, tercatat sudah 8.549 orang di Jakarta mengidap virus HIV/AIDS.
Menurut Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Barat Fauzal Kahar, jumlah tersebut merupakan akumulasi penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta.
Mirisnya angka tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Ini terbukti dari data 2005 penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta sebanyak 2.229.
Pada 2006 penderita mencapai 3.045, 2007 mencapai 3.884, 2008 mencapai 4.477, 2009 mencapai 5.857, dan 2010 mencapai 8.549.
Untuk wilayah Jakarta Barat, berdasarkan data 2010 penderita HIV/AIDS diketahui mencapai 592 orang.
Data ini diperoleh dari 327 rumah sakit yang terdaftar di Jakarta Barat dan hasil laporan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkecimpung masalah HIV/AIDS.
"Artinya jumlah penderita HIV/AIDS di DKI Jakarta setiap tahun terus meningkat. Hal yang sama juga terjadi pada wilayah Jakarta Barat," ujar Fauzal.
"Umumnya penyakit HIV/AIDS banyak ditularkan melalui penggunaan jarum suntik. Selain itu tentu saja perilaku seks bebas," ungkapnya. (ans/aef)
Labels:
Artikel's
Lagu Bruno Mars Jadi Sountrack Film The Twilight Saga
Bruno Mars/Int
Tembang "It Will Rain" milik Bruno Mars dikabarkan akan menjadi lagu pertama yang menjadi soundtrack untuk film "The Twilight Saga: Breaking Dawn - Part 1," ungkap pihak studio film Summit Entertainment pada Kamis, (22/9/2011) lalu.
Seperti dikutip dari laman Reuters kendati lagu itu sendiri masih belum beredar, Mars dikenal dengan musik perpaduan pop dan R&B, Reggae dan pengaruh dari musik soul. Para penggemar Mars dan "The Twilight harus menunggu hingga 27 September 27 untuk bisa mendengarkan lagu itu.
Sampul album itu menampilkan siluet dari seorang pria yang bergaya rambut quiff yang menjadi ciri khas Mars, yang sedang duduk di sebuah kursi dengan sebuah payung, yang kontras dengan latar belakang penuh warna, dengan judul lagu yang tertulis tebal dengan tinta hitam.
Pengumuman itu datang setelah serangkaian sukses pada tahun ini melingkupi penyanyi dan penulis lagu itu, Dengan memenangkan Grammy dan lagu-lagu hits dari debut album solonya bertajuk "Doo-Wops and Hooligans" yang merajai tangga lagu di AS dan secara internasional.
Single "it Will Rain" akan tersedia diseluruh dunia di iTunes pada 27 September, dan di Inggris pada 31 oktober.
Album soundtrack penuh "Breaking Dawn - Part 1" akan tersedia di iTunes pada 8 November mendatang. (Aef/At)
Labels:
Artikel's
Brimob Mabes Polri: Mundur dari Kepolisian itu Terserah Briptu Norman
Norman, Polisi Menggila di Gorontalo/Youtube
Niat Brigadir Satu "Chaiyya chaiyya" Norman Kamaru menanggalkan seragam alias pensiun dari keanggotaan polisi sepenuhnya terserah dia. Korps Brimob Mabes Polri tak akan menghalang.
"Terserah dia. Itu kan urusannya sendiri, kami tidak keberatan," ujar Kepala Korps Brimob Mabes Polri, Irjen Pol Syafie Aksa,l ketika ditemui di sela kunjungannya di Surabaya, Senin (26/9/2011).
Pihaknya juga menyarankan agar pengunduran diri Norman diselesaikan di Polda Gorontalo yang merupakan tempatnya mengabdi selama ini.
Selain itu, terkait kedatangan orangtua Norman ke Mabes Polri di Jakarta untuk menyampaikan surat pengunduran diri anaknya juga akan dikembalikan ke Polda Gorontalo.
"Cukup diselesaikan di Gorontalo, tidak perlu ke Mabes. Pokoknya pengunduran diri Norman terserah dia sendiri," kata jenderal bintang dua yang juga mantan Wakapolda Papua tersebut.
Briptu Norman Kamaru populer lewat aksi kocaknya dengan menyanyikan lagu India berjudul "Chaiyya-chaiyya" secara lipsync saat berjaga di markas tempatnya bertugas.
Aksinya direkam sendiri di sebuah ponsel, hingga kemudian beredar di "youtube". Penampilannya dilihat jutaan orang se-Indonesia hingga membuat Norman menjadi artis mendadak. Masyarakat Indonesia pun mengelu-elukannya menjadi bintang baru dari Polri.
Tepat sepekan lalu, orangtua Norman mendatangi Divisi Humas Polri. Ayah Norman, Idris Kamaru, serta dua anggota keluarga lainnya, Kaima Kamaru dan Halima, ingin menyerahkan surat kepada pimpinan Polri. (Aef/Lin/Ant)
MUI Jabar Cekal 8 Penyanyi Dangdut
foto internet
Karena dinilai kerap berpenampilan seronok, delapan penyanyi dangdut dicekal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat.
Kedelapan penyanyi dangdut tersebut ialah Dewi Persik, Anisa Bahar, Julia Perez, Inul Daratista, Uut Permatasari, Ira Swara, Nita Thalia, dan Trio Macan.
"Kami dari MUI Ja-Bar mendukung upaya pencekalan pedangdut seronok karena akan menimbulkan demoralisasi terhadap masyarakat," kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar di Bandung, Kamis (29/9) kemarin.
Rafani mengatakan, tindakan pencekalan tersebut mengikuti MUI Sumatera Selatan yang juga mencekal delapan pedangdut itu.
Rafani menjelaskan pencekalan juga berlaku bagi seluruh pedangdut yang kerap beraksi seronok, misalnya di wilayah Pantura yakni di Indramayu dan Cirebon.
"Kami hanya memberikan pernyataan. Kalaupun keputusannya ada di tangan pemerintah. Lagi pula yang dicekal adalah aksinya, bukan orangnya, kalau mereka mau belanja, ya silakan saja," ujarnya.
Dikatakannya bahwa upaya pencekalan telah lebih dulu dilakukan pihaknya pada 2008 lalu yang didukung penuh Pemerintah Kota Bandung.
Ketika itu, Wali Kota Bandung Dada Rosada melarang Dewi Persik tampil di Kota Kembang. "Pak Dada pernah mencekal Dewi Persik karena sesuai program "Bandung Kota Agamis"," katanya.
Terkait pedangdut yang beralasan seni, Rafani merasa hal tersebut tidak sesuai karena seni bertujuan untuk mencari keindahan, bukan menimbulkan kerusuhan dan tindak kriminalitas.
"Mencari nafkah, tapi jangan mengorbankan moral. Meski pakai kerudung, Evi Tamala tetap punya penggemar kok," katanya.
Ia menuturkan bahwa agama dan seni bisa berjalan seiring karena agama mengatur segala sendi kehidupan, termasuk seni.
"Seni dan agama jangan pernah dipisahkan karena agama sebagai dasar segala aspek," tukasnya. (ans/aef)
Foto Syur Nikita Mirzani Beredar, Diantaranya Topless
Foto Blog Internet
Nikita Mirzani, artis yang mengawali karirnya sebagai peserta reality show "Take Me Out" dan pernah bersetru dengan Kiky The Potters kini ramai dibicarakan oleh para pengguna situs jejaring sosial.
Di situs internet kini beredar foto-foto menampilkan kemolekan tubuhnya dengan berbagai gaya pose sensual. Salah satu foto tersebut yang beredar sekitar 12 slide tersebut menampilkan gaya sensual dengan payudaranya tertutup rambut. Bahkan satu foto tampak jelas buah dadanya terlihat.
Dari foto yang beredar beberapa di antaranya tak mengenakan bra alias telanjang. Namun secara resmi sampai saat ini Nikita belum bisa dihubungi untuk memberikan keterangan.(dom/dy)
Kereta Commuter Line Jakarta Bogor Terus Disesaki Penumpang
Penumpang Commuter Line /B8
Pasca Idul Fitri 1432 H dua hari atau H+2, Kereta Rangkaian Listrik (KRL) "Commuter Line" Jabodetabek disesaki oleh penumpang dari dan tujuan Jakarta.
Sejak Jumat (2/9/2011), pada pagi hari suasana Stasiun Bogor tampak dipadati oleh ribuan penumpang, baik yang turun dari KRL "Commuter Line" jurusan Jakarta Kota - Bogor maupun jurusan Bogor - Jakarta Kota.
Pada pukul 10.40 WIB, ribuan penumpang dengan tujuan Jakarta harus berdesak-desakan dan berebut masuk gerbong, agar bisa mendapatkan tempat duduk.
Dari sejumlah KRL yang diberangkatkan dengan jadwal pukul 10.40 hingga pukul 11.00 WIB, semua disesaki oleh penumpang dengan tujuan Jakarta.
Hasan, salah seorang penumpang mengatakan, setiap hari ia selalu menggunakan KRL "Commuter Line" untuk keperluan berangkat maupun pulang dari tempat pekerjaannya di Jakarta.
"Pada hari-hari biasa KRL Commuter Line dari Stasiun Bogor tidak terlalu padat. Biasanya semua penumpang masih mendapatkan tempat duduk, karena Bogor merupakan stasiun pemberangkatan pertama. Namun kali ini saya harus berdiri dan berdesak-desakan dengan yang lain, karena tingginya volume penumpang musim libur Idul Fitri malah setiap hari baik di jam berangkat kerja atau pulang kerja, sungguh ini kah yang dinamakan Transportasi Massal yang bagus,aman dan nyaman???," kata Hasan.(ayu/at)
Gawat Jadwal KRL Jabodetabek Bakal Dikurangi
Kereta Dok B8
Rencana PT. Kereta Commuter Jakarta (KCJ) melakukan pengurangan jadwal operasi KRL Jabodetabek karena alasan perbaikan gardu listrik, menunjukkan ketidakpedulian pemerintah dalam menjamin ketersediaan angkutan umum massal bagi masyarakat.
Menurut anggota Komisi V DPR Sigit Sosiantomo di Jakarta, Rabu, kemarin, pembatalan 20 jadwal keberangkatan kereta api karena alasan perbaikan ini benar-benar mengecewakan masyarakat pengguna KRL Jabotabek.
Dikatakan, selain biaya transportasi yang meningkat tajam, waktu tempuh perjalanan pun akan meningkat signifikan. Karenanya kerugian kolektif yang dialami masyarakat pengguna KRL Jabodetabek ini akan sangat besar, karena waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan dan penambahan gardu listrik ini memakan waktu hingga 40 hari kalender.
"Saya dapat memahami bagaimana sulitnya masyarakat dari Bogor karena 95 persen jadwal keberangkatan yang dihilangkan ini justru saat jam masuk dan pulang kerja. Kondisi ini diperburuk dengan perubahan 9 rute KRL Jabodetabek yang menjadi lebih pendek, hanya setengahnya dari rute awal," ujarnya.
Sigit juga menyampaikan bahwa seharusnya PT. KCJ dapat menjadwalkan waktu perbaikan gardu listrik ini pada waktu-waktu ketika KRL Jabotabek tidak beroperasi.
Dengan demikian, upaya PT. KCJ untuk meminimalkan kerugian masyarakat ini justru akan meningkatkan minat masyarakat menggunakan KRL dalam melakukan perjalanan.
"Jika jadwal dirubah ketika KRL tidak beroperasi, maka rencana menambah 100 unit gerbong pun akan memberikan hasil maksimal pada PT. KCJ selaku pengelola pengoperasian KRL Jabotabek," ujar anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur I ini.(Ui/At)
Labels:
Artikel's
Subscribe to:
Posts (Atom)